Banjarmasin, Kabarkriminal.online –
Minggu (16/11) pagi, Udin, kepala kerja di unit kuliner/kantin Lapas Kelas IIA Banjarmasin mulai hari dengan ngecek dapur seperti biasa. Tiga hari terakhir ini jumlah konsumen memang stabil, sama seperti hari-hari sebelumnya, tapi ritme kerja kami tetap padat dan terasa hidup.
Tim kecil kami bergerak bareng Iriel bagian goreng, Roby yang fokus masak, dan Kadir yang ngurus pelayanan. Aku ngawasin alur kerja, biar semuanya tetap rapi dan on track.
Setiap hari produksinya lumayan 10 ekor ayam, beras 20 kg kalau sepi dan bisa naik jadi 40 kg kalau lagi ramai, plus telur 3 rak per hari. Walaupun rutinitasnya berulang, setiap harinya selalu ada makna.
Kadang sambil aduk bumbu, aku suka merenung.
“Tempat kuliner ini sangat membantu. Dulu di luar aku juga jualan makanan dan lalapan, jadi kerja di sini rasanya kayak balik ke dunia yang sama. Bisa isi waktu, usir jenuh, dan tetap aktif seperti ketika masih di luar.”
Dapur kecil ini bener-bener bikin aku ngerasa hidup lagi.
Salah satu WBP yang sering mampir, Ronny Rahman, juga ngasih tanggapan yang bikin hati hangat.
“Adanya tempat kuliner ini mempermudah kami cari makanan dan minuman. Menunya juga bervariasi.”
Ronny juga punya harapan yang sejalan dengan kami.
“Semoga ke depan pilihan masakannya makin banyak.”
Aku pun punya doa kecil tiap kali tutup dapur sore-sore:
“Semoga kuliner di Lapas ini makin maju, makin lancar, dan kami semua bisa terus belajar banyak tentang masakan.”
Di tengah aroma ayam goreng dan kepulan nasi panas, tempat ini jadi ruang bagi kami untuk bertumbuh, berkarya, dan tetap merasa jadi manusia yang punya arah dan tujuan. (Humas Lapas Kelas IIA Banjarmasin)






