Karang Intan, Kabarkriminal.online —
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Karang Intan, Yugo Indra Wicaksi, meninjau langsung kegiatan latihan seni panting yang digelar warga binaan di Saung SAE 1 dan diawasi oleh Kasubsi Bimker Lohasker beserta Staf, Selasa (18/11). Kegiatan ini menunjukkan komitmen Lapas dalam melestarikan seni tradisional Banjar sekaligus menjadikannya sebagai media pembinaan yang kreatif dan membangun karakter.
Panting alat musik petik khas Kalimantan Selatan menjadi pusat latihan. Alunan panting yang khas dipadukan dengan vokal, biola, gitar, drum elektrik, dan marawis yang dimainkan warga binaan, menghasilkan aransemen yang tetap menonjolkan identitas musik tradisional meski dibalut nuansa modern.
Suasana latihan tampak hangat dan penuh semangat. Petikan panting yang ritmis menjadi dasar pembentukan harmoni, menunjukkan peningkatan teknik serta kekompakan para pemain yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Kalapas Yugo terlihat memberikan perhatian penuh pada latihan tersebut. Ia sesekali memberikan masukan ringan dan menyampaikan rasa bangganya atas upaya pelestarian budaya yang dilakukan warga binaan.
“Seni panting adalah warisan budaya Banjar yang harus dijaga. Melalui pembinaan ini, warga binaan tidak hanya belajar musik, tetapi juga belajar nilai disiplin, kekompakan, dan ekspresi diri yang positif,” ujarnya.
Seorang warga binaan yang menjadi pemain panting juga mengungkapkan kebahagiaannya dapat terlibat dalam latihan.
“Panting membuat kami merasa dekat dengan budaya kampung halaman. Saat memainkannya, kami merasa lebih tenang dan punya tujuan. Terima kasih kepada Lapas karena memberi kami ruang untuk belajar dan berkarya,” ucapnya.
Kegiatan berjalan lancar dengan suasana kekeluargaan. Lapas berharap seni panting dapat menjadi identitas pembinaan budaya sekaligus wadah kreatif bagi warga binaan untuk terus berkembang. (rhs)












